Cara Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua

Cara Bergaul Dengan Orang Yang Lebih Tua

Berlatih untuk Mengendalikan Diri

Pikiran yang dingin tidak datang tiba-tiba saja. Pengendalian diri dan berpikiran dingin perlu dilatih. Anda dapat melakukan ini ketika sendirian. Duduk dalam keadaan punggung yang tegak, kemudian ambil napas secara perlahan.

Proses pengambilan napas ini dilakukan selama 5 hingga 6 detik lamanya. Kemudian tahan napas kira-kira selama 2 detik dan keluarkan secara perlahan.

Ulangi proses ini sebanyak 10 kali dalam satu waktu. Anda dapat mempraktekkan proses pengendalian diri ini ketika meminta “waktu jeda” seperti pada poin 1.

Sifat Anak Berbeda-Beda

Foto: Si Kecil lebih senang main sendiri.jpg

Sebelum berpikir macam-macam, Moms perlu tahu bahwa sifat anak berbeda-beda.

Ada anak yang aktif, supel, dan ada pula anak yang tidak suka terlalu aktif atau banyak bicara.

Ada anak yang senang bermain berkelompok, dan ada juga anak yang senang main sendiri.

“Sebagian anak menjadi bersemangat bila berada dalam keramaian, sedangkan sebagian lagi justru sebaliknya, lebih nyaman bila main sendiri,” kata psikolog Dr. Nicole Beurkens, Ph.D., CNS, pendiri sekaligus direktur Horizons Developmental Resource Center di Caledonia, Michigan.

Meski begitu, anak senang main sendiri juga tidak selalu untuk mencari kenyamanan.

Dikutip dari Psychological Medicine Cambridge, saat anak balita main sendiri, bisa jadi ia sedang mencari tahu bagaimana cara kerja mainan atau benda yang sedang ia pegang, berimajinasi, memproses kejadian yang mereka alami, atau sedang berusaha memecahkan “masalah”.

Baca Juga: Tenangkan Anak yang Sedang Sedih dengan 4 Cara Ini

Merupakan Hal yang Normal

Foto: Si Kecil lebih senang main sendiri berarti autis (2).jpg

Sementara, psikolog Bobbi Wegner mengatakan, anak senang main sendiri adalah hal yang normal. “Sama seperti orang dewasa, anak juga kadang membutuhkan waktu untuk sendirian,” ujarnya.

Dikutip dari situs Anthony Storr, penulis buku Solitude: A Return to Self mengatakan hal yang penting dilakukan oleh orang tua bila melihat anak senang main sendiri, yaitu tidak memberikan label tertentu, seperti kuper, penakut, introvert, dan sebagainya.

Moms dan Dads ada baiknya memperhatikan perilaku anak; bila ia terlihat kesulitan untuk bergabung dalam interaksi sosial, bisa jadi ia perlu dibantu agar lebih berani.

Sarah Ockwell-Smith, penulis buku Gentle Discipline, mengingatkan orang tua untuk tidak “membagi” kecemasan mereka kepada anak-anak mereka.

“Berdasarkan pengalaman saya, biasanya orang tua yang memiliki karakter ekstrovert adalah yang paling mudah cemas karena anaknya cenderung memiliki sifat introvert, seperti lebih suka bermain sendiri atau hanya memiliki sedikit teman,” kata Ockwell-Smith.

Nah, itulah penjelasan mengenai sifat penyendiri anak. Kalau anak Moms, seperti apa perilakunya? Yuk, simak tautan di bawah ini untuk mengetahui lebih jauh tentang perilaku anak.

Baca Juga: Ini Cara Mengatasi Anak Pesimis dan Membuat Si Kecil Jadi Lebih Optimis

Keluar untuk Relaksasi

Pergi untuk berjalan-jalan semenaara juga termasuk cara menghadapi orang tua yang pemarah yang juga efektif. Dengan pergi sejenak dari pandangan mereka, dapat membuat pikiran Anda menjadi lebih tenang. Berjalan-jalan di lingkungan yang berbeda juga membuat tubuh menjadi lebih rileks.

Penuhi pikiran Anda dengan pikiran positif selama berelaksasi. Jauhkan dari prasangka yang belum tentu benar adanya. Ingat kembali kenangan indah bersama orang tua agar hati menjadi lebih tenang.

Berubah Jika Memang Baik

Orang tua yang marah bisa jadi sedang menyampaikan usulan perbaikan pada Anda. Hanya saja, hal ini ibarat memberi batu permata dengan cara melempar mengenai kepala. Bukan batu permata yang diingat, rasa sakit di kepala malah yang selalu terngiang.

Begitu pun ketika orang tua sedang menasehati Anda dengan cara marah-marah. Bukan saran yang didapat, malah sakit hati yang selalu diingat. Untuk itu turunkan ego Anda dan pikirkan kembali apa yang telah dikatakan oleh orang tua.

Apakah perkataan mereka memang bermanfaat untuk perubahan Anda yang lebih baik? Atau bermanfaat untuk masa depan Anda nanti? Jika memang iya, maka tak ada salahnya untuk berubah ke arah yang lebih baik.

Komunikasi dengan Baik

Berapapun usia Anda, Anda akan tetap dianggap sebagai anak kecil oleh orang tua. Tapi bukan berarti itu membuat Anda bebas bersikap kekanak-kanankan.

Terlebih dalam hal berkomunikasi.  Ketika orang tua marah, Anda harus mampu berkomunikasi dengan sehat, tidak terbawa arus.

Meniru orang tua yang sedang marah, misalnya dengan membalas perkataan tidak sopan, hanya akan membuat mereka semakin kesal. Setelah agak reda, baru keluarkan uneg-uneg Anda dengan pemilihan kata dan nada yang sopan. Tatap mata mereka dan jangan memandang ke arah lain.

Berbicara dengan tatapan mata akan membuat Anda terlihat lebih jujur dan tulus. Sampaikan permasalahan dan solusi melalui sudut pandang Anda dengan cara yang baik.

Dengarkan Lebih Dahulu

Ketika orang tua marah, dapat dipastikan jika mereka sedang kalut secara emosi. Belum lagi jika masalah tentang Anda juga bertumpuk dengan masalah lain yang sedang mereka hadapi.

Dengan begitu, akan lebih baik jika menghadapi orang tua yang pemarah dilakukan dengan mendengar uneg-uneg mereka terlebih dahulu.

Bisa jadi mereka hanya ingin meminta bantuan Anda untuk lebih memahami mereka. Simpan komentar Anda hingga orang tua tidak mengeluarkan perkataan penuh emosi.

Harga, Rendah ke Tinggi 

Mentor Kehidupan Holistik Besertifikasi

Artikel ini disusun bersama

. Diane Martinez adalah Mentor Kehidupan Holistik Besertifikasi yang juga merupakan Pendiri Conscious Creating Life Coaching, LLC di Atlanta, Georgia. Selama lebih dari 10 tahun, Martinez membantu kliennya, baik secara langsung maupun virtual, untuk mengatasi berbagai persoalan hidup, seperti menentukan karier, memperbaiki relasi dengan keluarga, mengatasi kecemasan, dan menetapkan batasan yang sehat. Dia memperoleh Sertifikasi Mentor dari Alan Cohen's Holistic Life Coach Training Program. Artikel ini telah dilihat 8.042 kali.

Halaman ini telah diakses sebanyak 8.042 kali.

Terjadi kesalahan. Tunggu sebentar dan coba lagi.

Setiap orang tua pasti peduli dengan anak mereka, baik itu lewat sikap, perhatian maupun perkataan. Hanya saja kepedulian tiap orang tua itu berbeda-beda cara penyampaiannya.

Ada yang terkesan baik, tapi tak jarang tampak seperti jahat. Misalnya orang tua yang cerewet atau suka marah-marah.

Namun, beberapa anak tidak mampu menangkap maksud apa di balik amarah orang tua. Bukannya berubah, anak malah sebal dan bahkan balik marah pada orang tua. Tak jarang juga dari anak yang semakin menjadi-jadi kelakuannya.

Nah, jika Anda kebetulan memiliki orang tua yang temperamental, berikut ini beberapa cara menghadapi orang tua yang pemarah secara bijak.

Perlu pikiran yang dingin jika orang tua Anda sedang marah-marah. Untuk itu hindarkan diri Anda terlebih dahulu dari situasi yang pelik ini.

Berteriak atau melawan balik orang yang sedang marah ibarat menyiram bensin ke dalam api. Solusi tidak tercapai, malah masalah semakin membesar.

Anda bisa menyampaikan apakah Anda dan orang tua bisa berbicara kembali selama beberapa waktu. Paling tidak 30 menit untuk mendinginkan pikiran.

Atau jika tidak begitu, terima saja dulu perkataan mereka. Pikirkan kembali apa yang dikatakan. Anda bisa menunggu hingga keesokan hari untuk berhadapan kembali dengan orang tua.

Cari Solusi Bersama

Ketika pikiran sudah tenang dan rileks serta mampu berbicara dengan hati ke hati, maka gunakan momen ini untuk mencari solusi bersama. Apa sih sebenarnya tuntutan orang tua kepada Anda? Mengapa sih Anda tetap bersikukuh pada prinsip Anda yang tidak bisa dirubah tersebut?

Anda bisa membicarakan dua hal penting tersebut dengan orang tua. Kompromikan dengan baik bersama mereka.

Ambil dampak positif dan negatif keputusan yang hendak diambil, bagi Anda dan orang tua. Dengan melakukan diskusi tesebut, siapa tahu Anda akan menemukan solusi yang lebih baik dari pemikiran bersama.

Katakan Jika Sakit Hati

Tidak hanya sekali dua kali, sifat pemarah orang tua bisa jadi keluar berkali-kali tanpa mereka sadari. Untuk itu, ketika suasana mulai mereda, Anda dapat mengatakan bahwa perkataan atau perbuatan orang tua yang suka marah menyakiti hati Anda. Terlebih ketika mereka berteriak.

Bisa jadi perlakuan orang tua yang selalu marah jika menegur Anda dianggap lumrah oleh mereka. Bahkan ada orang tua yang tidak sadar bahwa sikap tersebut terkadang kurang tepat.

Maka Anda, sebagai pihak yang terkena imbasnya, dapat mengatakan dengan jujur bahwa kemarahan orang tua memiliki dampak negatif pada psikologi Anda.